Ayat Al Qur’an yang menerangkan
tentang hubungan antara bumi, bulan dan matahari yang terlengkap , terdapat
pada surat Yassin ayat 37 sampai dengan ayat 40 yang berbunyi;
وَآيَةٌ لَّهُمْ
اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ
وَالشَّمْسُ تَجْرِي
لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
ا الشَّمْسُ يَنبَغِي
لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي
فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah
yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu,
maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan,(37) dan matahari
berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui.(38) Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah,
sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai
bentuk tandan yang tua.(39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan
dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada
garis edarnya. (QS. Yaasin 36: 37- 40) .
Kata-kata yang tersusun
dalam ayat -ayat diatas merupakan susunan kata-kata yang mengandung makna
supaya dapat dipikirkan lebih lanjut. Orang awam akan menerima keterangan ayat
itu dengan apa adanya sesuai dengan apa mereka saksikan setiap harinya,
sedangkan bagi para ulama islam akan mengamini keterangan tersebut sebagai
rahmat dari Allah. Sementara para ilmuwan tidak akan puas sebelum membuktikan
bahwa keterangan ayat tersebut harus bersesuaian dengan perkembangan ilmu
pengetahuan (sains) dan logika.
Ayat Al- Qur’an itu menceritakan
tentang transformasi, dalam mata kuliah geometri transformasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar